Minggu, 23 April 2017

Ilmu Sosial Dasar (Museum)

                                             Museum Jakarta
Peristiwa tentang sejarah di Indonesia banyak sekali yang terjadi, dari zaman penjajahan belanda sampai penjajahan jepang. Kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia dengan cara menjajah ini banyak sekali yang meninggalkan bekas di kebudayaan kita sekarang ini. dari bangunan bekas colonial belanda, dan senjata senjata yang digunakan para penjajah untuk menakuti para pribumi. Adapun penjara penjara yang dibangun belanda untuk menahan warga pribumi yang membangkang.
Banyaknya sejarah yang ada di Indonesia yang lebih tepatnya di Jakarta yaitu membuat para pribumi membuat sebuah museum untuk mengenal pengorbanan dan kejahatan penjajahan pada masa itu. Mereka membuat banyak museum dan                               ada juga bangunan bekas hunian para colonial belanda yang menetap dijakarta yang dijadikan museum.
Dari sekian banyak museum dijakarta, kali ini saya akan membahas tentang museum fatahilah. Yaitu museum yang bangunannya khas dengan kebudayaan belanda pada masa itu, selain fatahilah juga masih banyak museum dijakarta terutama di daerah kota tua. Contohnya seperti museum bank Indonesia, museum wayang, dan museum keramik dll.
Saya tertarik dengan museum fatahillah karna begitu saya kesana kita akan melihat arsitektur yang khas dengan bangunan belanda zaman dahulu dan masih erat dengan kebudayaan Indonesia dulu, akan tetapi yang saya tidak suka dari tempat museum bersejarah di Indonesia akan selalu ada orang orang yang berjualan di pelataran museum sehingga kita susah menikmati keindahan museum tersebut dan seharusnya para pedagang diberikan tempat khusus untuk berdagang bukan di pelataran museum.
Kita akan membahas tentang sejarah museum fatahillah dan tentang asal muasal bangunan ini dibuat. Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Bangunan ini dahulu merupakan balai kota Batavia (bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-1712 atas perintah Gubernur-Jendral Joan van Hoorn. Bangunan ini menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
Pada awal mulanya, balai kota pertama di Batavia dibangun pada tahun 1620 di tepi timur Kali Besar. Bangunan ini hanya bertahan selama enam tahun sebelum akhirnya dibongkar demi menghadapi serangan dari pasukan Sultan Agung pada tahun 1626. Sebagai gantinya, dibangunlah kembali balai kota tersebut atas perintah Gubernur-Jenderal Jan Pieterszoon Coen di tahun 1627. Lokasinya berada di daerah Nieuwe Markt (sekarang Taman Fatahillah). Menurut catatan sejarah, balai kota kedua ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Tahun 1648 kondisi balai kota sangat buruk. Tanah di kota Batavia yang sangat labil dan beratnya bangunan ini menyebabkan perlahan-lahan turun dari permukaan tanah.
Akhirnya pada tahun 1707, atas perintah Gubernur-Jenderal Joan van Hoorn, bangunan ini dibongkar dan dibangun ulang dengan menggunakan pondasi yang sama. Peresmian Balai kota ketiga dilakukan oleh Gubernur-Jenderal Abraham van Riebeeck pada tanggal 10 Juli 1710, dua tahun sebelum bangunan ini selesai secara keseluruhan. Selama dua abad, balai kota Batavia ini digunakan sebagai kantor administrasi kota Batavia. Selain itu juga digunakan sebagai tempat College van Schepenen (Dewan Kotapraja) dan Raad van Justitie (Dewan Pengadilan). Awalnya sidang Dewan Pengadilan dilakukan di dalam Kastil Batavia. Namun dipindahkan ke sayap timur balai kota dan kemudian dipindahkan ke gedung pengadilan yang baru pada tahun 1870.
Balai kota Batavia juga mempunyai ruang tahanan yang pada masa VOC dijadikan penjara utama di kota Batavia. Sebuah bangunan bertingkat satu pernah berdiri di belakang balai kota sebagai penjara. Penjara tersebut dikhususkan kepada para tahanan yang mampu membiayai kamar tahanan mereka sendiri. Namun berbeda dengan penjara yang berada di bawah gedung utama. Hampir tidak ada ventilasi dan minimnya cahaya penerangan hingga akhirnya banyak tahanan yang meninggal sebelum diadili di Dewan Pengadilan. Sebagian besar dari mereka meninggal karena menderita kolera, tifus dan kekurangan oksigen. Penjara di balai kota pun ditutup pada tahun 1846 dan dipindahkan ke sebelah timur Molenvliet Oost. Beberapa tahanan yang pernah menempati penjara balai kota adalah bekas Gubernur Jenderal Belanda di Sri Lanka Petrus Vuyst, Untung Suropati dan Pangeran Diponegoro.
Di akhir abad ke-19, kota Batavia mulai meluas ke wilayah selatan. Sehingga kedudukan kota Batavia ditingkatkan menjadi Gemeente Batavia. Akibat perluasan kota Batavia, aktivitas balai kota Batavia dipindahkan pada tahun 1913 ke Tanah Abang West (sekarang jalan Abdul Muis No. 35, Jakarta Pusat) dan dipindahkan lagi ke Koningsplein Zuid pada tahun 1919 (sekarang Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta Pusat) sampai saat ini. Bekas bangunan balai kota kemudian dijadikan Kantor Pemerintah Jawa Barat sampai tahun 1942. Selama masa pendudukan Jepang, bangunan ini dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini kembali digunakan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat disamping ditempati markas Komando Militer Kota I sampai tahun 1961. Setelah itu digunakan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi DCI Djakarta. Di tahun 1970, bangunan bekas balai kota Batavia ini ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya. Setelah itu Gubernur DKI Jakarta pada masa itu Ali Sadikin merenovasi seluruh bangunan ini dan diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 sebagai Museum Sejarah Jakarta.
Seperti umumnya di Eropa, balai kota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan Stadhuisplein. Menurut sebuah lukisan yang dibuat oleh Johannes Rach, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju Stadhuiplein. Tetapi air mancur tersebut hilang pada abad ke-19. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah. Pada tahun 1973 Pemda DKI Jakarta memfungsikan kembali taman tersebut dengan memberi nama baru yaitu ‘'’Taman Fatahillah”’ untuk mengenang panglima Fatahillah pendiri kota Jayakarta.
Arsitektur museum ini pun sangat menarik karna Arsitektur bangunannya bergaya Neoklasik dengan tiga lantai dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin.Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua.
Sekian dari pengalam yang saya ketahui tentang museum fatahillah yang ada dijakarta, mengapa saya sangat perduli dengan museum karna disanalah kita mengerti akan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan yang kita idam idamkan selama kurang lebih 340 tahun dan akhirnya baru tercapai ketika semua rakyat indonesa bersatu melawan colonial belanda di Indonesia ini terutama dijakarta ini ibukota Indonesia.


Ilmu Sosial Dasar (Indonesia Yang Di idam-idamkan)

Indonesia sebagai Negara yang di idam-idamkan
Negara Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersimpan didalam perut bumi kita ini, selain banyak sekali sumber daya alamnya Indonesia juga kaya akan rempah rempah local yang tidak ada di Negara lain seperti disini. Akan tetapi Indonesia sendiri menjadi Negara dengan jumlah penduduk terpadat ke 4, dan Indonesia sendiri masih kurang pintar dalam mengolah sumber daya alamnya.
Indonesia pun sempat dijajah oleh Negara-negara eropa seperti belanda, portugis, dan jepang hanya untuk dimanfaatkan sumber daya alamnya, namun setelah kita merdeka bukan berarti hidup kita di Negara Indonesia ini sudah bebas akan penjajahan akan tetapi semakin dijajah oleh globalisasi yang merenggut nilai nilai kesopanan kita. Indonesia sendiri sampai sekarang masih belum bisa mengolah asset Negara yang berupa sumber daya alam yang sangat berlimpah.
Tantangan kita bukan dari luar negeri ini akan tetapi tantangan yang sesungguhnya adalah bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas penduduk masyarakat Indonesia agar bisa mengolah sumber daya alamnya yang berlimpah luas. Yang di perlukan dari bangsa Indonesia ini bukan lah orang yang pintar akan tetapi orang yang mau berkerja keras dan jujur untuk pentingan umum supaya bangsa Indonesia ini lebih maju lagi dari sebelumnya.
Bangsa Indonesia masih dalam kategori Negara berkembang yang ada di asia, bahkan di Negara asean. Mengapa Indonesia masih disebut Negara tetangga, karna Indonesia masih belum mampu untuk mengolah sumber daya alamnya dan dampak dari kurangnya kualitas penduduk adalah makin banyaknya orang yang kurang mampu karna mereka tidak bisa mencari perkejaan yang layak dan mencukupi kehidupan mereka.
Sisi lain dari keterpurukan kita adalah kita dapat bangkit lagi membangun Indonesia yang lebih maju dan lebih berkualitas lagi, namun semua itu harus di ikuti oleh masyarakat Indonesia itu sendiri percuma saja bila pemimpin Negara seberapa kuat tekadnya untuk memajukan Indonesia namun rakyatnya sendiri masih enggan untuk merubah Negara yang ditempatinya menjadi lebih baik lagi.
Indonesia yang kita idam-idam kan adalah bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi, menjadi Negara yang maju yaitu dengan teknologinya, dan kemampuan untuk mengolah sumber daya alamnya yang melimpah luas di negeri khatulistiwa ini. untuk membuat lebih maju lagi Negara adalah kita menghukum tegas para pelaku korupsi yang sudah menggila mengambil hak-hak rakyat kecil, dan lembaga kemasyarakatan lebih gencar lagi untuk membuat masyarakat miskin yang banyak dijalanan untuk di berikan kehidupan yang layak buat para lansia.
Negara Indonesia yang kita idam-idamkan adalah Negara yang menjunjung tinggi hukum dan menindak tegas para pelaku pelaku pidananya, karna masyarakat kita masih nekad melakukan apapun untuk menutupi masalah ekonomi mereka. Kembali lagi dengan hukum yang berlakupun tidak pandang bulu akan pelaku yang melanggar tak terkecuali presiden pun. Namun jika masyarakat kecil kita melakukan kejahatan atas dasar ekonom, Negara pun harus membantu para pelaku kejahatan untuk menemukan jalan keluar dari masalah tersebut dengan menyediakan lapangan kerja yang banyak supaya mereka bisa mencukupi kehidupan keluarganya masing masing.
Himbauan juga ditujukan kepada masyarakat kita untuk lebih perduli lagi kepada sesama, tumbuhan dan lingkungan hidup, bila kehidupan mereka terasa tercukupi dan lebih alangkah baiknya bila kita membantu membuat lapangan perkerjaan pada masyarakat yang tidak mampu, bukan memberi mereka uang saja karna mereka nanti akan malas dan makin terpuruk untuk melalui kehidupan mereka. Dari sisi pendidikan juga seharusnya pemerintah berperan aktif untuk mencari bakat yang terpendam pada setiap siswa dan mahasiswa untuk digunakan dalam membangun Negara Indonesia ini dengan menjadi bagian yang ikut serta dalam memajukan kualitas Negara Indonesia ini.

Sekian pendapat yang saya utarakan, menurut pandangan saya memang Indonesia itu kurang akan kualitas hidup masyarakatnya, padahal masyarakat kita adalah termasuk yang padat penduduknya. Pemerintah harus membuat masyarakat kita lebih pintar lagi dalam mengolah sumber daya alamnya, agar kita masyarakat Indonesia tidak tergantung dengan Negara maju. Mohon maaf bila kalimat yang saya utarakan salah dan tidak berkenan, tetapi itulah yang menurut saya Indonesia yang di idam-idamkan.

Ilmu Sosial Dasar (Adat Pernikahan)

Adat Daerah Dalam Pernikahan
Keragaman suku dan adat kebudayaan yang ada di Indonesia sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia itu sendiri, Yaitu banyak adat yang berasal dari kepercayaan nenek moyang dan kepercayaan terhadap agama yang kita anut sendiri. Dalam keaneka ragaman tersebut banyak juga perbedaan yang membuat kita lupa akan kita satu bangsa dan tanah air, yaitu tentang adat tentang melangsungkan pernikahan.
Adat dan kebudayaan daerah dalam pernikahan juga diatur didalamnya, yaitu dengan cara kebiasaan nenek moyang terlebih dahulu ketika ingin menikah dengan lain jenis. Banyak adat pernikahan yang ada di Indonesia tercinta ini, namun yang saya sendiri hanya mengetahui beberapa adat pernikahan yang ditemukan dalam adat pernikahan yang sering digunakan para pengantin yang ingin menikah.
Contoh dari beberapa adat daerah dalam pernikahan adalah adat betawi, adat jawa, adat Sulawesi, dan adat yang sudah modern tergantung dengan keinginan pengantin yang akan menikah itu. Dan kali ini kita akan membahas tentang adat pernikahan jawa, karna adat tersebut yang sering digunakan oleh banyak pengantin di Indonesia dan seringkali disebut sebagai adat yang sangat sakral dan hanya sekali dalam seumur hidup sang pengantin tersebut.
Dalam adat jawa sendiri banyak sekali rangkaian acara yang akan dilaksanakan dalam menjalankan adat pernikahan tersebut, mulai dari lamaran, dengan membawa seserahan yang akan di serahkan kepada mempelai perempuan yaitu uang, pakaian, perabot rumah tangga dan makanan. Selanjutnya dari acara lamaran yaitu rapat keluarga untuk menentukan hari baik untuk melangsungkan pernikahan sesuai dengan tanggal dalam primbon dan dalam kepercayaan nenek moyang.
Dan ketika sudah menentukan hari baiknya untuk dilangsungkannya pernikahan kita akan menyiapkan susunan acara tersebut untuk berjalan dengan lancer kita memerlukan banyak dukungan dari masing masing keluarga, satu hari sebelum pernikahan pengantin harus sungkeman kepada orang tua masing masing dan calon mertuanya nanti sebagai tanda bahwa mereka akan hidup diluar tanggung jawab orang tua lagi, dan akan memulai kehidupan yang baru.
Setelah melakukan sungkeman kepada orang tua, sang mempelai akan di lanjutkan pada susunan acara yang lain seperti siraman, yaitu dengan memandikan kedua mempelai menggunakan air kembang 7 rupa dan akan dibacakan mantra oleh sesepuh, kemudian rambut mempelai perempuan dipotong sedikit oleh kedua orang tuanya agar sang mempelainya lebih indah lahir dan batin.
Sesudah mempelai melakukan siraman, orang tua mempelai memotong tumpeng dan menyuapi mempelai wanita untuk terakhir kalinya sebanyak tiga kali. Dan kedua orang tua mempelai wanita menanam rambut yang telah dipotong tadi dalam sesi siraman, dan melakukan pembukaan seperti penyambutan calon pengantin pria, mengalungkan untaian bunga melati kepada mempelai wanita, dan gunting pita.
Setelah pembukaan yaitu penyerahan calon pengantin pria dan diwakilkan kepada yang ahli berpidato dan diterima juga kepada wakil dari calon mempelai wanita. Setelah semua sesi sudah dilakukan dan selanjutnya adalah melakukan akad nikah yang aka dilangsungkan oleh penghulu, calon pengantin laki-laki, dan orang tua laki laki sang mempelai wanita tersebut. Ketika sudah melakukan ijab qobul dan para saksi menyatakan sah dalam ikatan suami istri, sang mempelai memberikan cincin ke jari manis tangan kanan mempelai wanita tersebut.
Kemudian setelah melangsungkan akad nikah, kedua mempelai duduk di bangku pelaminan dan menarik ayam bakar utuh dan menyuapi nya kepada masing masing mempelai tersebut sebagai symbol rejeki yang akan dibagi masing masing kepada pasangan suami istri tersebut. Dan melepaskan burung merpati sebagai tanda bahwa harapan mereka akan terbang setia keluar alam bebas tanpa tanggung jawab orang tua mereka lagi.
Sekian dari pengalaman saya tentang adat pernikahan jawa yang saya ketahui, jika banyak salah dan kekurangan mohon dimaafkan sebesar besarnya, karna manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Dari sekian banyak adat yang ada di Indonesia mengapa saya memilih jawa sebagai pembahasan, karna banyak sekali pengantin yang menggunakan adat tersebut penyebabnya adalah kita tinggal di pulau jawa dan itulah mengapa banyak sekali yang menggunakan adat jawa dalam pernikahan mereka.